Dengan lebih dari 2 milyar pengguna, keberadaan facebook tidak dapat dipandang sebelah mata.
Facebook mempermudah anda berinteraksi dengan customer anda secara online.
Maka ketika anda merasa sudah saatnya anda memiliki Facebook business page berikut adalah tips yang bisa anda terapkan untuk untuk mmbuat Facebook business page.
Anda perlu mendaftar di https://www.facebook.com/business, di bagian kanan atas website klik tombol buat halaman. Setelah itu akan muncul beberapa pilihan jenis usaha yang bisa anda pilih. Pilihlah kategori yang sesuai dengan produk yang anda jual. Jika anda menjual beberapa produk, pilihlah kategori utama dari produk yang anda jual.
Klik kategori usaha yang sesuai dengan bisnis anda. Setelah anda memilih kategori usaha, anda wajib mengisi keterangan dari jenis usaha atau produk anda. Setelah itu klik tombol Memulai.
Selanjutnya upload foto profil dan foto sampul di laman facebook anda. Foto yang bagus dan menarik sangat penting, maka pilihlah dengan seksama. Pastikan bahwa foto anda sesuai dengan produk yang anda jual dan mudah untuk dikenali.
Upload foto profil terlebih dahulu. Foto inilah yang muncul di pojok kanan atas facebook anda dan juga di halaman pencarian ketika user mencari produk anda.
Ketika di halaman facebook anda foto profil akan muncul berupa kotak namun ketika dihalaman iklan dan post akan muncul berupa lingkaran, maka jangan meletakan info penting di pojok foto profil anda.
Jika produk anda sudah terkenal, memakai foto logo dari perusahaan anda akan mudah dikenali. Jika anda selebriti atau public figure, foto wajah anda akan sangat efektif. Dan jika anda memiliki usaha kecil menengah, maka foto dari produk terlaris anda adalah pilihan tepat.
Selanjutnya upload foto sampul, foto utama di halaman utama facebook bisnis anda. Foto ini harus menampilkan image yang ingin anda bangun dari brand anda.
Setelah memilih foto yang tepat, klik tombol upload.
Kini facebook bisnis anda sudah jadi, sangat disarankan untuk menjelajahi fitur fitur yang facebook bisnis yang anda miliki. Hanya diperlukan beberapa menit, sebanding dengan manfaat yang anda dapatkan.
Klik tombol deskripsikan halaman anda, dan beri keterangan yang singkat dan menarik untuk produk anda, lalu tekan tombol simpan.
Username anda atau juga disebut vanity URL adalah alamat website yang dipakai orang untuk mencari halaman facebook anda. Gunakan username yang unik, singkat dan mudah diingat.
Setelah anda membuat username tekan tombol Buat Nama Pengguna. Tunggu beberapa saat akan muncul kotak seperti dibawah ini yang menunjukan anda sudah siap.
Klik tombol OK untuk lanjut ke tahap berikutnya.
Keterangan berupa alamat, nomor telepon, jam operasional, layanan delivery dll akan sangat berguna bagi customer anda. Tambahkan keterangan ini dari awal agar tidak lupa. Seperti nomor telepon, ini sangat penting, anda akan kehilangan prospek customer jika mereka tidak tahu cara menghubungi anda. Caranya klik tombol tentang yang terletak dibawah produk beranda.
Disini anda bisa menambahkan pnjelasan lebih detail tentang bisnis anda, mulai dari kapan didirikan, apa yang membuat produk anda istimewa dll. Caranya tombol cerita yang terdapat dibagian kanan bawah.
Untuk informasi alamat dan jam operasional klik Edit Info Halaman dan tambahkan keterangan.
Sebelum mengundang teman dan orang orang untuk menyukai halaman anda, pastikan bahwa facebook anda tidak kosong namun menyajikan informasi yang berguna.
Anda juga dapat membuat posting yang berupa undangan untuk launching café atau butik anda di beranda. Pastikan bahwa content yang anda buat berguna bagi pengujung yang berinteraksi dengan anda, sehingga mereka akan kembali dan kembali lagi.
Sekarang halaman facebook bisnis anda sudah siap, mulailah mengundang teman dan keluarga untuk menyukai halaman anda. Jika anda cukup percaya diri, ajak customer untuk mereview bisnis anda.
Selamat mencoba 🙂
Anda sudah membuat banyak postingan di instagram, namun postingan anda tidak muncul di feed follower anda?
Jika jawabanya adalah IYA, lanjutkan membaca…..
Algoritma baru Instagram tidak lagi bekerja memunculkan postingan berdasarkan kronologi tetapi berdasarkan relevan atau tidaknya posting anda dengan follower anda.
Jadi gimana cara algoritma baru Instagram ini bekerja?
Algoritma baru sekarang memunculkan konten yang dianggap relevan dan berguna bagi pengguna yang bersangkutan.
Sebelumnya, Instagram bekerja berdasarkan kronologi postingan, first come first served, yaitu postingan yang terbaru yang akan berada muncul di bagian atas feed pengguna.
Kekurangan dari sistem ini adalah follower jadi melewatkan posting yang relevan dan sesuai dengan minat mereka.
Untuk mengatasi problem ini, maka Instagram mengubah algoritma nya untuk memprioritaskan postingan yang dianggap relevan dan berarti bagi masing-masing orang, berdasarkan history aktivitas dan engagement mereka terhadap konten-konten di Instagram.
Contohnya, jika Anda memiliki histori menyukai posting yang bertema kucing, maka instagram akan menampilkan posting dengan tema serupa.
Berikut beberapa faktor yang dipakai sebagai acuan algoritma baru ini:
Jumlah engagement (likes, shares, comments)
Ketika Anda post, Instagram pertama akan menunjukkan postingan Anda ke sebagian kecil followers Anda. Kemudian Instagram akan melihat dan mengukur aktivitas engagement nya seperti likes, shares dan comments. Instagram juga akan melihat seberapa cepat orang berinteraksi dengan postingan Anda.
Semakin banyak like, share dan komentar anda dalam suatu posting, semakin besar kesempatan posting tersebut berada di feed teratas follower anda.
Begitupun sebaliknya, semakin kecil atau tidak ada aktifitas dalam suatu posting, makin kecil pula kemungkinan posting muncul di feeds follower anda.
Relationship dengan followers Anda
Instagram sangat mementingkan interaksi antara sesama pengguna.
Misalnya, Gita sering komen di postingan kita sebelumnya, maka Instagram akan lebih sering menunjukkan postingan baru kita berikutnya di feedsnya Gita.
Relationship bisa juga berupa apakah Anda juga sering engaged dengan kontennya Gita, atau apakah Anda berinteraksi melalui direct message.
Waktu postingan.
Post content Anda di jam dimana followers Anda paling banyak online.
Dengan begitu, postingan Anda akan bisa mendapat lebih banyak engagement, karena Instagram juga menilai seberapa cepat orang berinteraksi dengan postingan Anda.
Profile Search
Ketika seorang follower mencari profile Anda di Search, Instagram akan melihat ini sebagai ketertarikan followers terhadap profile Anda.
Maka Instagram akan menyimpulkan bahwa konten Anda relevan dengan follower ini, dan akan cenderung menampilkan konten Anda lebih tinggi di feed follower tersebut.
LAKUKAN TIPS BERIKUT INI AGAR POST ANDA MUNCUL DI ATAS INSTAGRAM FEED
Lakukan tips-tips di atas. Postingan Instagram Anda akan mendapat lebih banyak exposure dan engagement.
Apa yang menjadikan sebuah iklan menjadi iklan yang baik?
Pertama, tentunya penyampaian cerita harus menarik,
Sekaligus memberikan informasi yang berkesan kepada audience mengenai produk yang ditawarkan walaupun dalam durasi singkat.
Basically, iklan itu harus menarik, informatif dan bisa menangkap perhatian orang dengan cepat.
Well, Anda bisa tampilan ketiga poin diatas pada audience Anda melalui Instagram Stories.
Instagram Stories tidak hanya mengiklankan produk Anda, tapi juga memberikan audience suatu ‘experience’ tersendiri, yaitu kesan didapat audience sebelum, selama, dan sesudah melihat iklan Anda.
Jadi, apa itu Instagram Stories?
Instagram Stories adalah fitur berbentuk visual (bisa gambar atau video), yang bisa Anda share di instagram Anda hanya untuk selama 24 jam.
Lalu… apa yang membuat Instagram Stories menjadi special?
Yaitu faktor spontanitas.
Foto atau video yang dimuat dalam Instagram Stories memperlihatkan momen-momen spontan kepada audience, dalam format sangat mudah dilihat. Sederhana dan juga durasinya singkat.
Statistik menunjukkan lebih dari 300 juta orang menggunakan Instagram Stories setiap harinya,
dan 1 dari 3 orang menyatakan Instagram Stories memberi pengaruh positif dalam mempengaruhi ketertarikan mereka pada suatu brand atau produk.
Itulah mengapa Instagram Stories kini menjadi salah satu fitur yang paling berpengaruh dalam ber-iklan di media sosial.
Terutama di era digital seperti ini.
Nah… agar Instagram Stories membawa hasil yang efektif untuk Anda, Anda butuh strategi dan kreativitas.
Sekarang…
“Apa sih strategi dalam ber-iklan menggunakan Instagram Stories agar efektif ??
Pastikan konten gambar atau video yang Anda post sesuai dengan brand atau produk Anda. Misalnya Anda menjual sepatu, tapi Anda post foto sunset atau makanan, itu tidak relevan. Tentunya Anda harus masukan juga gambar sepatu.
Dalam menonton iklan Instagram Stories, audience memiliki ‘attention span’ yang singkat. Attention span = lamanya waktu audience bisa fokus dalam memperhatikan iklan Anda.
Jadi, Anda harus tampilkan brand dan produk Anda di awal iklan Anda.
Kalau Anda ingin menampilkan beberapa foto atau video, tampilkan konten secara cepat dan singkat. Misalnya dengan meng-edit lama waktunya, atau menghilangkan bagian-bagian yang tidak perlu.
Berdasarkan data Facebook, semakin singkat durasi Anda, semakin banyak yang melihat.
Agar audience semakin yakin akan produk Anda, tampilkan foto atau video ketika produk Anda digunakan/dipakai. Misalnya Anda menjual kaos, tampilkan foto kaos tersebut ketika dipakai.
Instagram Stories dirancang untuk digunakan dan dilihat melalui handphone, maka dari itu konten yang kita berikan juga harus mudah dimengerti apabila dilihat melalui layar handphone.
Tujuannya… agar audience akan menangkap point yang ingin kita sampaikan secara tepat dan cepat.
Posisikan diri Anda dari sudut pandang audience yang akan melihat iklan Anda melalui layar handphonenya.
Misalnya, apabila kita menaruh terlalu banyak tulisan pada iklan Instagram Stories, maka orang akan kesulitan atau malas membaca.
Bereskperimenlah dan berkreasi menggunakan berbagai fitur yang ada, seperti filter, emoji, sticker, dan sebagainya. Bisa juga Anda gunakan jenis tulisan yang berbeda, warna atau durasi video.
Gunakan kreativitas Anda dan gunakan elemen-elemen baru dalam konten Anda.
Photo Courtesy of TechCrunch
Kay Hsu, Global Instagram’s Creative Lead berkata…
“Stories open a new world to marketers because they come with a new set of creative tools.”
Instagram Stories membuka dunia baru bagi marketer seperti Anda karena Anda bisa berkreasi dengan fitur-fitur kreatif yang tersedia di sana, yang jarang ditemukan di media lain.
Saran untuk Anda…
Design for how people consume. Pelajari bagaimana orang sehari-hari mengkonsumsi Instagram Stories, sehingga Anda tahu bagaimana membuat kreatif Stories yang pas dan menarik.
Jangan takut untuk eksperimen!
Nah… Anda sudah tahu strategi dalam menggunakan Instagram Stories untuk ber-iklan.
Sekarang…
Tell your story!!
Dan biarkan audience anda melihat dan menikmati.
Anda sudah spend banyak untuk iklan Facebook tapi masih belum ada hasil?
Atau Anda merasa targeting Anda sudah tepat tapi belum ada yang beli?
Mungkin karena anda melakukan hard selling.
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Jadi begini, tujuan orang berada di Facebook adalah untuk bersosialisasi, maka ketika melihat iklan misalnya menawarkan life insurance, orang langsung berpikir untuk menolak,
“Saya tidak butuh life insurance, buat apa saya beli?”
Beda ketika kita akan jalan-jalan ke Eropa dan perlu beli life insurance untuk ngurus visa. Kitapun googling ‘travel insurance’. Begitu muncul iklan tentang itu, maka kemungkinan besar kita akan klik.
Mengapa?
Karena kita sudah punya buying intention dan siap untuk membeli.
Sedangkan di Facebook, tujuan kita untuk socialize.
Nah, sekarang tugas kita di Facebook adalah…
Bagaimana MEN-GENERATE DEMAND dari orang yang sebelumnya tidak punya buying intention, kita mengeducate mereka sampai akhirnya mereka menjadi pembeli.
Disinilah kita terapkan FACEBOOK FUNNEL.
Sebelumnya kita perlu tahu apa itu customer journey?
CUSTOMER JOURNEY, adalah:
Proses audience dari belum mengenal Anda sampai pada akhirnya mereka siap untuk membeli produk Anda, yang terdiri dari 3 jenis temperature audience.
Cold : Audience yang masih belum aware dgn anda atau produk Anda.
Warm : Mereka sudah mulai mempertimbangkan untuk membeli produk Anda.
Hot : Mereka sudah siap untuk membeli.
Ketiganya tentu perlu approach yang berbeda…
Untuk audience yang masih belum aware dengan kita, kita perlu mengedukasi mereka, misalnya dengan membuat video atau menulis artikel/blog tentang manfaat insurance. Tujuannya untuk mengedukasi agar mereka aware dengan manfaat insurance. Di sini Anda tidak membutuhkan komitmen dari mereka maupun email atau nomor handphone. Anda memberikan pure valuable content ke mereka.
Jika mereka sudah mengerti manfaat insurance, maka mereka akan memasuki tahap consideration, dimana mereka akan mempertimbangkan apakah mau beli atau tidak
Di tahap ini Anda bisa melanjutkan misalnya dengan memberikan simulasi insurance secara gratis dimana mereka cukup memberikan data mereka berupa email atau nomor tlp dengan harapan mereka jadi lebih tertarik lagi sehingga mereka menjadi siap untuk membeli
Tahap berikutnya, anda perlu lebih meyakinkan mereka lagi dengan cara memfollow-up dengan mengirim email atau bisa juga Anda langsung contact mereka.
Berikan perbandingan mengapa mereka harus membeli produk anda dan bukan dari competitor Anda. Atau bisa juga Anda memberikan mereka testimoni dari customer-customer anda sebelumnya.
Lalu.. BAGAIMANA MENERAPKAN FACEBOOK FUNNELING dalam contoh menjual life insurance di atas?
Bagaimana cara MENGENERATE INTEREST??
FIRST…
Untuk audience yang masih belum aware, anda bisa membuat content video, misalnya menjelaskan mengapa health insurance itu penting.
Bisa juga Anda membuat content berupa tulisan, misalnya “5 alasan mengapa orang membutuhkan health insurance”, seperti contoh di bawah ini:
Harapannya adalah setelah mereka menonton video atau membaca blog ini mereka akan sadar pentingnya insurance.
Disini anda memberikan mereka VALUE. Anda menjalankan iklan pertama yang mengarahkan mereka ke video atau ke blog tersebut.
Next.. buatlah custom audience, dengan meminta Facebook untuk mengumpulkan orang-orang yang pernah menonton video Anda atau pernah mengunjungi blog Anda.
Custom audience bisa Anda gunakan untuk mentargetkan video kedua.
“Apa harus saya sampaikan dalam video kedua?”
SECOND…
Tawarkan audience simulasi perhitungan insurance cost, dengan meminta nama mereka, email, dan nomer handphone. Jadi disini Anda mendapatkan data audience Anda. Sebagai gantinya, Anda memberikan mereka free value yaitu berupa simulasi insurance.
Langkah ini adalah di mana kita mengumpulkan leads.
(Leads = data audience yang sudah mendaftar dan memberikan nama, email, dsb)
Leads yang meminta simulasi insurance adalah orang yang menunjukkan ketertarikan lebih dalam terhadap insurance dibanding cold audience.
Dengan simulasi insurance ini, mereka jadi punya gambaran berapa premi tiap bulan yang perlu mereka bayar, berapa besar cover yang mereka dapatkan. Dengan adanya gambaran ini, harapan kita adalah mereka lebih siap membeli ketika Anda akhirnya menjual produk insurance ke mereka.
Berikutnya, buatlah custom audience kedua, yaitu orang-orang yang menjadi leads Anda disini.
Selanjutkan Anda bisa buat iklan ketiga dan target custom audience leads ini.
THIRD…
Melalui iklan ketiga, Anda melakukan iklan penjualan.
CONVERT MEREKA MENJADI PEMBELI
Arahkan audience ke sales page yang terdapat tombol beli-nya. Bisa berupa online atau offline. Apabile offline, tawarkan mereka untuk buat janji temu face to face untuk closing.
Itulah 3 langkah yang perlu Anda ambil…
Jadi.. apabila iklan Anda belum berhasil membawa banyak pembeli, mungkin karena Anda melakukan hard selling, dimana bisa terjadi apabila:
Kalau produk Anda berupa t-shirt yang harganya puluhan/ratusan ribu, Anda bisa langsung menjalankan iklan penjualan tanpa funneling.
Tapi untuk premium product yang harganya jutaan, seperti insurance, anda perlu melakukan funneling untuk mengedukasi mereka lebih dahulu.
TO SUM UP…
Jadi yang kita jalankan adalah funnel seperti ini:
Bawalah audience dari cold, menjadi warm, lalu hot, kemudian convert mereka jadi pembeli.
Ada 3 jenis iklan yang kita harus jalankan:
Inilah contoh penerapan Facebook Funneling di campaign Anda.
Sekarang…. Review lagi campaign Anda apakah Anda perlu membangun funnel untuk menjual produk Anda ke audience.
Anda mungkin mempunyai pertanyaan yang sama ketika baru mau mulai beriklan.
Semoga artikel ini bisa membantu menjawab.
It only takes simple math!
Misalnya Anda mau jual sepatu:
Modal Rp 100.000,-
Jual Rp 180.000,–
Profit Rp 80.000,-
Lalu berapakah budget yang Anda butuhkan untuk testing?
Tentu saja akan lebih gampang kalo Anda mengenal market.
Katakanlah, Anda mulai dari nol, Anda tidak punya data.
Anda mikir, “Kalo gitu aku coba nanya ke teman yang punya online store deh.” Anda nanya ke teman, “Berapa sih konversi di website anda?”
Kata teman Anda, “Conversion ratenya di website saya rata-rata 10%”
Conversion Rate = tingkat konversi dari pengunjung jadi pembeli.
jadi Conversion Rate 10% artinya:
Setiap 100 orang yang mengunjungi website Anda, ada 10 orang yang beli.
atau,
setiap 10 pengunjung, ada 1 pembeli.
Jadi kalo Anda jalankan iklan ke website, Anda harap minimal Anda bisa bawakan 10 pengunjung, supaya Anda bisa dapat 1 pembeli.
Sekarang anda tahu, minimum budget yang perlu Anda keluarin adalah budget yang bisa membawa minimal 10 orang untuk masuk ke website Anda.
Jadi yang perlu Anda lakukan berikutnya adalah:
Anda coba jalankan iklan dengan budget kecil dulu, misalnya Rp 20.000,-
kemudian Anda baca di ads report, kemudian Anda cek cost per click.
COST PER CLICK = Berapa biaya yang Anda bayar per klik ke website.
Misalnya Anda cek di report, Cost per click Anda adalah Rp 5.000,-
Maka sekarang Anda bisa hitung budget minimum Anda
Cost per click = Rp 5.000,- artinya:
Untuk mendatangkan 1 klik, Anda butuh Rp 5.000,-
maka:
Untuk mendatangkan 10 klik, Anda butuh Rp 50.000,-
Sekarang Anda sudah tahu minimum budget Anda adalah Rp 50.000,- untuk test produk ini.
Kalau memang benar setiap 10 visitors bisa mendatangkan 1 buyers, maka Anda akan profit, karena:
Profit per tas sebelum iklan = Rp 80.000,-
Anda spend iklan = Rp 50.000,-
Profit per tas setelah iklan = Rp 30.000,-
YEAHHH…..
Sekarang….. saya ingin Anda coba pikirkan ini…
Anda sekarang spend Rp 50.000,- untuk mendatangkan 10 visitors,
tapi BAGAIMANA KALAU dari 10 orang ini TIDAK ADA SEORANG PUN YANG BELI?
(huftt.. padalah tadi harapan Anda dari 10 orang, harusnya ada 1 orang yang beli kan ya?)
PERTANYAAN: Apakah Anda mau lanjut beriklan atau Anda mau stop?
Di sini kita perlu mengerti tentang SAMPLE SIZE.
Kalo sample size Anda kecil, data Anda masih kurang signifikan.
Analogi simplenya adalah ini,
misalnya kita main taruhan flip koin.
Kita tau kemungkinan koin muncul Angka atau Gambar adalah 50:50
Kalo saya minta Anda taruhan mau pilih apa, Anda akan bilang “terserah, sama aja kok”, karena Anda tahu peluangnya sama.
Misalnya Anda pilih Gambar.
Kemudian saya flip koinnya. Ehh. muncul Angka.
Flip kedua kali, muncul Angka.
Flip ketiga kali, muncul Angka.
Flip keeempat kali, muncul Angka lagi!
Untuk flip kelima kali, kalo saya nanya “Apakah Anda masih mau pilih Gambar?”.
Anda mungkin tetap akan pilih Gambar, karena Anda tahu pada akhirnya akan muncul Gambar kok. Dari kecil sampai dewasa, Anda sudah tahu dengan jelas kalo koin itu peluangnya 50:50.
Walaupun empat kali lempar ini menghasilkan Angka terus, Anda yakin asalkan semakin kita sering melempar koin itu,
misalnya kita melempar 100 kali, 1000 kali, 10.000 kali,
pada akhirnya peluang muncul Angka dan Gambar akan SAMA.
Sama halnya,
Kalo 10 pengunjung pertama tidak beli, bukan berhati 10 pengunjung berikutnya tidak beli.
Bisa jadi 10 pengunjung berikutnya (atau hari ke-2 misalnya) ada 2 orang yang beli.
NOTE: Kalo kita hitung kondisi di atas, Conversion Rate di atas juga 10%, hanya saja pembeli datang di hari kedua. Kalo Anda tidak lanjut iklan untuk hari ke-2, Anda tidak akan mendapatkan 2 sales ini.
Jadi kalo di hari pertama, Anda tidak mendapatkan sales, bisa jadi data Anda belum cukup.
Sample size Anda masih terlalu kecil.
Anda mungkin perlu test lagi beberapa hari.
Maka budget yang perlu Anda sediakan adalah:
Budget untuk dua hari = 2 hari x Rp 50.000/hari = Rp 100.000,-
Budget untuk tiga hari = 3 hari x Rp 50.000/hari = Rp 150.000,-
dst.
Budget total perlu berapa itu tergantung Anda masing-masing, dan tergantung model bisnis Anda.
Misalnya Anda main dropship, dan Anda perlu test banyak produk, maka Anda bisa limit budget testing per produk.
Misalnya Anda set maksimum budget untuk test satu produk adalah Rp 500.000. Kalo sudah spend Rp 500.000 dan tidak ada sales, maka lanjut ke produk berikutnya.
Misalnya Anda punya brand sendiri dan hanya punya satu produk saja, maka semua budget Anda bisa difokuskan pada satu produk itu saja, test terus bagaimana supaya produk ini bisa menjual.
Jadi kesimpulannya adalah 4 hal ini:
Semoga artikel ini bisa membantu memberi Anda gambaran kira-kira bagaimana menghitung minimum budget yang Anda perlukan untuk memulai iklan Anda.
Silahkan hitung budget Anda dan selamat testing!